Tapteng – Pengurus Pimpinan Cabang (PC) Muhammadiyah Sibabangun, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) membantah isu penolakan dan pembatalan mantan Wali Kota Sibolga, H.M. Syarfi Hutauruk sebagai khatib sholat Idul Adha 1443 Hijriah, di Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) Muhammadiyah.
Menurut Sekretaris PCM Sibabangun, Suryanto Yusuf, bahwa isu penolakan itu tidak murni keinginan warga Muhammadiyah Sibabangun secara keseluruhan. Melainkan hanya kelompok tertentu.
“Pada prinsipnya, tidak ada satupun warga Muhammadiyah Cabang Sibabangun, Cabang Sibabangun itu termasuk Anggoli dan Lumut, tidak ada yang mengatakan menolak kehadiran pak Syarfi (sebagai Khatib dan Imam sholat Id) di sana,” terangnya melalui konferensi pers, di kediaman Syarfi, di Pandan, Tapteng, Jumat (8/6).
“Namun, belakangan ada pemberitaan di media, yang katanya melalui konferensi pers, kami tidak tahu menahu, dan kami tidak pernah menyatakan menolak,” sambung Suryanto didampingi Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Tapteng, Muhammad Natsir.
Suryanto menyatakan, penunjukan Syarfi sebagai Khatib sekaligus Imam di MDA Sibabangun merupakan keputusan PCM selaku penyelenggara sholat Id serta mendapat dukungan warga Muhammadiyah di wilayah tersebut.
“Tepatnya tanggal 26 Juni, kalau tak silap, itu, kami (PCM Sibabangun) layangkan surat kepada pak Syarfi, memohon kesediaannya menjadi khatib sholat Id, di lapangan MDA pada hari Sabtu tanggal 9 Juli 2022. Undangan yang kami sampaikan itu murni, tanpa ada embel-embel politik,” tuturnya.
“Setelah ada jawaban (kesediaan Syarfi), kami (PCM) musyawarahkan kembali dengan warga Muhammadiyah, sekaligus membahas persiapan pelaksanaan kurban. Disampaikan juga bahwa pak Syarfi menyumbang Kerbau satu ekor. Semua yang hadir dalam pertemuan itu tidak ada yang menolak, semua mengatakan bagus, semua menerima,” sebutnya.
Pada kesempatan itu, ia juga menegaskan bahwa PCM Sibabangun belum merubah keputusan untuk membatalkan Syarfi sebagai Khatib sekaligus Imam sholat Id di MDA Muhammadiyah Sibabangun.
“Kami bersama warga Muhammadiyah Sibabangun masih berharap kehadiran pak Syarfi (sebagai khatib dan Imam sholat Id). Namun, itu kembali kepada keputusan beliau,” katanya.
Sementara itu, Syarfi yang menanggapi permasalahan tersebut sebaliknya memutuskan tidak bisa memenuhi keinginan PCM dan warga Muhammadiyah Sibabangun.
“Saya tidak ingin kehadiran saya di sana nantinya malah menimbulkan kegaduhan. Ini untuk kebaikan bersama. Saya tidak ada hal-hal yang nantinya malah mengganggu kekhusukan warga Muhammadiyah Sibabangun saat melaksanakan ibadah. Saya sampaikan pemohonan maaf dan semoga hubungan silaturahim saya dengan warga Muhammadiyah Sibabangun tetap terjalin dengan baik,” ucapnya. (Syaiful)