Tapanuli Utara- Hampir 2 tahun terakhir ini pandemi masih melanda, menyebabkan geliak perekonomian warga jadi terkendala, khususnya bagi pelaku usaha wisata.
Keinginan untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi di bidang pariwisata akibat pandemi Covid-19 jelas terlihat dari peserta sosialisasi Rebound Destinasi Super Prioritas Danau Toba yang digelar Kementerian PUPR RI di an diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara.
Diketahui bahwa kegiatan yang digelar di tanah lapang sekitaran Puskesmas Muara dan Koramil Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara, Selasa (21/92021).
Kegiatan yang bersumber dari dana hibah Kementerian PUPR RI, dimaksud bertujuan untuk mensosialisasikan kepada seluruh stakeholders pariwisata bahwa kebangkitan pariwisata harus dilakukan dengan penerapan CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability), sekaligus untuk mengkampanyekan CHSE tersebut kepada para wisatawan yang sedang berkunjung ke objek wisata.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli Utara Yunus Caesar Hutauruk dalam sambutannya memaparkan bahwa saat ini ada beberapa isu strategis pada sektor kepariwisataan yang sedang dalam tahap pembenahan, antara lain kualitas sumber daya manusia (SDM), terkait akses dan kualitas infrastruktur menuju destinasi wisata, nilai tambah agrowisata seperti yang dicanangkan Bupati Tapanuli Utara, serta terkait dukungan stakeholder dan masyarakat terhadap program Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas Danau Toba.
Karenanya, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara menetapkan sejumlah program prioritas Seperti Objek Wisata Salib Kasih, Objek wisata Hutaginjang dan objek agrowisata Kampung nenas di kecamatan Sipahutar untuk menjawab dan menuntaskan isu-isu strategis tersebut, seperti peningkatan aksesibilitas dan kualitas infrastruktur untuk mendukung pariwisata dan pertanian, yakni dengan pengembangan destinasi dan pemasaran pariwisata, pelestarian seni dan budaya Batak serta pengembangan kawasan perdesaan. Selanjutnya, program peningkatan nilai tambah ekonomi melalui kreativitas dan inovasi daera melalui pengembangan kawasan agrowisata.
Yunus Caesar mengakui bahwa pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap pariwisata Kabupaten Taput. Namun, Pemerintah Kabupaten Taput senantiasa menyusun dan menerapkan strategi-strategi yang terukur agar Taput tetap aman dari Covid-19 namun juga perlahan memutar roda perekonomian melalui bidang pariwisata sebagai sektor unggulan.
“Sejak Covid-19 masuk ke Indonesia, Pemerintah Kabupaten Taput langsung merumuskan dan menjalankan strategi demi mencegah penularan Covid-19 sekaligus perlahan membangun ekonomi. Tahap pertama, saat kondisi tanggap darurat Covid-19, dimana Pemerintah Kabupaten Taput menutup objek wisata hotel/akomodasi, rumah ibadah, pembatasan sosial pengunjung ke Taput dan menyediakan , tempat isolasi dan penampungan sementara,” ujar Yunus
Selanjutnya, masuk pada tahap kondisi adaptasi dengan cara perumusan adaptasi kenormalan baru bagi pelaku usaha dan industri kepariwisataan. Pada tahap ini, persiapan menuju proses pemulihan dengan perumusan CHSE procedure yang akan diterapkan di lokasi usaha/industri. Untuk mendukung penerapan ini.
Dan, tahapan selanjutnya yang saat ini sedang berlangsung adalah kondisi pemulihan yang ditandai dengan pembukaan sejumlah objek wisata, usaha dan kegiatan publik yang akan memicu pergerakan masyarakat dan perekonomian, namun tetap dengan mengedepankan implementasi CHSE.
Selanjutnya, Debi panjaitan sekretaris badan pengelola Toba kaldera UNESCO, global geopark, menyampaikan bahwa saat ini Danau Toba sudah memiliki sertifikat UNESCO Global Geopark,”bukan hanya milik masyarakat di kawasan Danau Toba, namun sudah menjadi.milik dunia,” ujar Devi
“Danau Toba telah menjadi destinasi pariwisata intwrnasional berbasis Geopark, Kenapa harus menjadi anggota UNESCO Global Geopark, karena bendera UNESCO yang sudah dikibarkan keseluruh dunia, ada jaminan bagi wisatawan untuk berkunjung, karena ada konsep Konservasi, Edukasi dan Pembwrdayaan Masyarakat, untuk itu diharapkan, masyarakat setempat, bersama menjaga Taman Bumi sebagai anugerah dari TUHAN yang luar biasa,” imbuh Devi
Diceritakan, saat perjalanannya dari Medan, begitu sampai di hutaginjang, dia sudah begitu kagum.
Karenanya, dia menyampaikan agar seluruh stakeholders pariwisata, terutama masyarakat dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) benar-benar memanfaatkan keindahan alam muara ini untuk meningkatkan kunjungan wisatawan demi peningkatan ekonomi masyarakat Taput
“Taput ini luar biasa, yang punya histori vulkano yang dasyat dengan kaldera danau Tobanya, pemandangannya. Ada banyak potensi. Sebenarnya, jika ditata dengan baik dan dijaga, ini bisa sangat menjual. seperti itulah fungsi pokdarwis, yaitu melihat dan menangkap peluang dan menjadikannya sebagai sumber peningkatan ekonomi,” pungkasnya.
Sebelumnya, mengawali pertemuan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumut yang di wakili oleh Maike ritonga Kabid bina objek pariwisata d
inas pariwisata memaparkan CHSE bagi pelaku wisata maupun kelompok sadar wisata, menggandeng dan melibatkan pokdarwis atau masyarakat di desa wisata yang aktif, yang benar-benar serius dalam mengembangkan pariwisata di desanya.
“Apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini. Pokdarwis harus benar-benar bekerja keras memulihkan pariwisata karena pariwisata adalah sektor yang paling terdampak, paling awal terdampak, paling besar resiko tertular bahkan berpotensi pulih paling akhir,” ujar
Dijelaskan, di tengah kondisi saat ini, pokdarwis dan para pelaku usaha pariwisata sudah saatnya berupaya dan berpromosi untuk menarik wisatawan lokal. “Sebab, selama ini trendnya, orang-orang berwisata ke tempat objek wisata, Ayo, saatnya menggenjot promosi dengan target wisatawan domestik, karena trend saat ini adalah wisata alam. Ada perubahan budaya bagi wisatawan selama new normal ini. Tapi, tetap prinsipnya harus mengedepankan protokol kesehatan dengan menerapkan CHSE,” imbuhnya.
Dan, bagi para pelaku usaha wisata, misalnya pemilik restoran, diharapkan agar penerapan protokol kesehatan dimulai dari diri sendiri. Pelaku wisata atau guide lokal harus selalu memakai masker atau face shield untuk prokes.
adanya kerja sama dari seluruh pelaku usaha wisata dan masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan, antara lain rajin cuci tangan, pakai masker, jaga jarak, mengikuti pengecekan suhu tubuh, agar terbangun image positif negara kita
“Kenapa kita pilih muara Taput sebagai lokasi rebound destinasi, karena lokasi ini merupakan destinasi favorit untuk dikunjungi. Kita berharap agar daerah sekitar Muara dan Pulo sibandang atau bahkan di luar Taput, melihat bahwa Muara siap membuka dan menerapkan protokol kesehatan dan mereka pun mengikuti langkah positif ini,” ujar
.
Dia juga berharap agar pokdarwis menjadi ujung tombak dalam menerapkan rebound destinasi seperti ini.
“Pokdarwis harus jadi ujung tombak. Kita harap kepala desa juga harus berperan aktif terhadap pembentukan atau kinerja para pokdarwis. Sebab, kalau sebuah destinasi wisata namun tidak ada pokdarwis, Kemenkarekraf akan sulit memberikan bantuan,” ujarnya
Selanjutnya, langsung mengajak para peserta, yang terdiri dari pelaku usaha wisata, pengelola objek, pokdarwis pegawai Dinas Pariwisata Kabupaten Taput untuk langsung melakukan aksi kebersihan di objek wisata.
Pada kesempatan itu.
Tampak hadir dalam acara Sosialisasi kali ini dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov Sumut, Maike ritonga Kabid bina objek pariwisata dinas pariwisata Narasumber (mewakili kepala dinas), Kadis Pariwisata Taput YC Hutauruk, Camat Muara Mitsu Gultom, Debi panjaitan sekretaris badan pengelola Toba kaldera UNESCO, global geopark, Netty dari UCLA dan ketua HPI Sumut Kus Hendro.
Adapun bantuan yang di serahkan berupa wastafel sebanyak 10 unit, tabung air sebanyak 10, tong sampah 10 yang isinya 5, sapu Lidi sebanyak 100, hand sanitizer 400 mil sebanyak 100 botol yang di serahkan bagi pengelola objek wisata dan kelompok sadar wisata. (Henry)