Tapanuli Selatan – Tak terima dirinya dianiaya bahkan diancam satu keluarga hingga mengejar korban sampai ke rumah dengan membawa senjata tajam (parang), korban Foeraera Harefa (19) warga Dusun Aek Sabatang, Desa Malombu, Kecamatan Angkola Sangkunur akhirnya melapor ke Polisi di Polres Tapsel.
Korban Foeraera Harefa melaporkan kejadian penganiayaan dan pengancaman ini pada Sabtu (21/9/2024) di Mapolres Tapsel. Dengan laporan polisi teregister LP/B/350/IX/2024/SPKT/Polres Tapsel/Polda Sumut, yang ditandatangani Kanit II SPKT Aiptu R. Sitorus, korban mengharapkan ketiga pelaku yang satu keluarga agar segera ditangkap.
Usai memberikan keterangan di laporan polisi itu, korban Foeraera Harefa menceritakan kepada wartawan awal dirinya dianiaya dan diancam hingga dikejar ke depan rumahnya, Sabtu (21/9/2024) malam.
Ia menceritakan saat dirinya pulang dari pekan Desa Malombu (Bukkas), ia berpapasan dengan kedua pelaku awalnya yakni CZ dan PZ yang merupakan satu keluarga (kakak, adik). Lalu salah seorang pelaku PZ menghina korban dengan kata-kata yang tak pantas dan tak sopan (ibumu sudah ku……). Hingga membuat korban berpaling dan melihat kebelakang.
“Seorang pelaku PZ menghina saya dengan kata-kata tak sopan. Kemudian saya berpaling dan ingin menanyakan maksud kata-kata pelaku itu,” ujar koran Foeraera Harefa kepada wartawan.
Namun, disebutkan korban, salah seorang pelaku lagi CZ memprovokasi adiknya PZ untuk berkelahi dengan korban. Pelaku PZ pun memukul Foeraera Harefa langsung, yang mengenai mulut korban. Hingga bibir korban pecah dan mengeluarkan darah.
Menghindari dirinya jadi bulan-bulanan kedua pelaku, korban pun akhirnya menyelamatkan diri lari ke rumah. Saat korban lari ke rumah, kedua pelaku malah mengejar dan berteriak mengancam membunuhnya sambil membawa parang.Mendengar ada keributan dengan anaknya, ayah kedua pelaku FSZ malah ikut mengejar korban hingga ke depan rumah korban.
“Hingga di depan rumah, saya dan ibu saya dicekik ketiga pelaku sambil mengancam akan membunuh kami,” ujar Foeraera Harefa dengan berlinang air mata.
Kemudian korban dan ibunya menutup pintu rumah dan jendela untuk menjaga keselamatan ibu, adik dan dirinya. Dari celah dinding jendela, korban melihat ketiga pelaku dengan membawa senjata tajam (parang) serta mengeluarkan kata pengancaman.
“Keluar kau, biar kami bunuh, sambil mengayunkan parangnya,” akhiri Foeraera Harefa yang merupakan anak yatim ini.(Saragi/H).