Tapanuli Tengah- Dikhawatirkan dapat menciptakan klaster baru di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Gerakan Mahasiswa Pembaharuan (Gemapem) meminta Satuan Tugas (Satgas) Covid-19, untuk membubarkan kegiatan bimbingan tekhnik (Bimtek) Kepala Desa (Kades) dari Mandailing Natal (Madina).
Hal itu disampaikan Ketua Gemapem Sibolga-Tapteng, Helmi Mashudi Nasution, saat menanggapi dugaan pelanggaran prosedur kesehatan (Prokes) Covid-19 dalam pelaksanaan Bimtek sejumlah Kades dari Madina, di Pia Hotel Pandan, Rabu (9/6).
“Satgas Covid-19 Tapteng harus tegas dalam memutus mata rantai Covid-19 di Tapteng ini, karena dugaan pelanggaran Covid-19 ini. Sebab, sesuai dengan data yang kita dapat, bahwa zona mengkhawatirkan, dengan suspectnya 37 orang di Madina,” ujarnya.
Dikatakan, jika tidak dibubarkan sesegera mungkin, maka dikhawatirkan Satgas Covid-19 Tapteng, telah kecolongan kalau ada klaster baru untuk Covid-19 di Tapteng.
“Kita ketahui, Satgas Covid-19 Tapteng sedang gencar dalam memutus mata rantai pandemi ini, tapi jika dibiarkan kegiatan ini berlangsung sampai 3 hari, tidak menutup kemungkinan covid di Tapteng akan merebak,” jelasnya.
Seperti diketahui, sejumlah Kades dari Kabupaten Mandailing Natal (Madina) menggelar Bimtek tentang Tata Kelola Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Pia Hotel, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, sejak Selasa, (8/6).
Kegiatan Bimtek tersebut dinilai sangat mengkhawatirkan, karena kabupaten Madina saat ini termasuk dalam zona kuning Covid-19, tentunya hal ini nantinya dapat merugikan masyarakat kabupaten Tapanuli Tengah karena bisa jadi hal tersebut menjadi pemicu meningkatnya penyebaran virus Covid-19 di kabupaten Tapanuli Tengah.
Sekretaris Tim Satgas Covid Tapteng, Zabril Abdi Nasution tidak mengetahui hal itu. “Mohon maaf, gak tau saya mengenai itu,” jawabnya singkatnya. (Syaiful)