Deli Serdang-Setidaknya 9 pabrik karet terpaksa tutup karena kekurangan bahan olah karet (bokar) di Sumatera Utara, hal itu di benarkan Kadis Perindag Sumut Ir H Alwin, Msi, Kamis (13/07/2023) membuat pabrik pengolahan karet alam di Sumut, terancam
Menurut Kadis Perindag Sumut Ir H Alwin, Msi, Krisis bahan baku karet di Sumatera Utara (Sumut) kian parah. Tercatat, 9 pabrik karet terpaksa tutup karena kekurangan bahan olah karet (bokar), menurutnya Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut mencatat, saat ini kapasitas terpasang pabrik pengolahan karet alam di Sumut tercatat 886.484 ton per tahun.
“Produksi bahan baku karet belum mampu memenuhi kapasitas pabrik yang ada. Besarnya kapasitas ini tidak didukung oleh ketersediaan bahan olah karet (bokar) yang cukup dari Sumatera Utara. Bahkan dari tahun ke tahun jumlah bokar yang dapat dipasok dari perkebunan yang ada di Sumut semakin berkurang, hingga sedikitnya 9 pabrik harus gulung tikar,” ungkap Kadis Perindag Sumut
Pada semester pertama tahun 2023 ini, total produksi karet di Sumut baru sebanyak 184.084 ton. Dengan demikian, utilisisainya masih sangat kecil. Sumut yang disebut memiliki kebun karet cukup luas, malah hanya menyumbang pasokan sekitar 38,75 persen bahan baku. Selebihnya, pabrik harus mengambil bahan baku dari 14 daerah lain di luar Sumut.
“Berarti utilisasinya hanya 41,53 persen bila disetahunkan, Beberapa daerah yang menyumbang pasokan bahan baku ke Sumut antara lain Riau 20,32 persen, Lampung 17,43 persen, Aceh 8,21 persen, Jambi 5,21 persen dan Kepri 3,39 persen. Sisanya di bawah 2 persen,” tambah Kadis Perindag menanggapi ke 9 pabrik yang sudah tutup
Kemudian katanya dari rata-rata pasokan Sumut pada semester I 2023, bila dibandingkan dari total kapasitas terpasang hanya menyumbang pasokan 8,05 persen, hal ini dampak krisis bokar menyebabkan banyak pabrik yang tutup yang terhitung sejak tahun 2016, diantaranya yang tercatat 9 pabrik
“Dampak langsung semakin berkurangnya BOKAR ini adalah semakin banyaknya pabrik pengolahan karet yang tutup. Sejak 2016 hingga kini ada 9 pabrik yang tutup, Adapun sembilan pabrik yang tutup itu yakni di Langkat, dua pabrik Simalungun, Batu Bara, Deliserdang, dua pabrik di Asahan, Sedang Bedagai dan Tebing Tinggi,” jelasnya lagi