Dari keterangan Kapolsek Batang Toru AKP Tona Simanjuntak, SH menyampaikan usai menerima informasi penemuan mayat dari warga Kapolsek dan Kanit Reskrim Polsek Batang Toru Ipda Ery Juanda Situmorang, SH dan anggota langsung meluncur ke lokasi penemuan mayat.
” Menerima laporan penemuan mayat dari warga via handphone, kita langsung meluncur ke TKP di Desa Sibangkua ,” tukas Kapolsek AKP Tona Simanjuntak.
Lanjutnya lagi, penemuan mayat laki-laki yang diketahui bernama Unkonik Panggabean ini berawal salah seorang saksi warga Julpan Efendi Harahap hendak pergi ke kebun salak. Diketahui saksi dan korban selama ini berteman karib.
” Dalam perjalanan saksi melihat sepeda motor korban terparkir di pinggiran kebun salak milik warga Sarifuddin Hutasuhut. Kemudian saksi memasuki kebun salak tersebut dan melihat keadaan korban dalam keadaan tertelungkup di tanah ,” jelas Kapolsek.
Setelah melihat korban, Julpan pun memanggil-manggil korban namun tidak ada jawaban, merasa ada yang tidak beres, ia langsung memanggil temanya yang sedang bekerja sebagai tukang membuat parit Hosim Simanjuntak dan Ali Sahban Simanjuntak. Lalu bersama-sama mengecek korban, setelah yakin korban sudah tidak bernyawa lagi, Julpan dan rekannya memberitahu agar dilaporkan ke Kepala Desa dan pihak keluarga korban,
” Sekira pukul 14.30 siang, pihak keluarga korban Chuncang Panggabean dan Hasiolan Panggabean menuju TKP dan mengangkat korban dari TKP menuju pemukiman warga ,” ujar Kapolsek.
Kemudian setelah itu Personil Polsek Batang Toru dan Inafis Sat Reskrim Polres Tapsel melaksanakan Cek TKP. Lalu korban dibawa ke Rumkit Bhayangkara TK IV Polda Sumut Batang Toru dengan menggunakan Mobil Ambulance Puskesmas Kecamatan Angkola Barat untuk dilakukan pemeriksaan medis.
” Ada beberapa barang bukti yang ditemukan di TKP, diantaranya 1 potong baju Kaos berwarna abu gelap, 1 potong celana ponggol berwarna Cream, sepasang sepatu kebun warna putih, 2 utas tali nilon, sebilah golok besar, 1 buah tempat minum berwarna kuning dan 1 buah tas sandang plastik goni warna putih ,” jelas AKP Tona.
Dan dari hasil pemeriksaan petugas medis Rumkit Bhayangkara TK IV Polda Sumut dan Kapuskesmas Angkola Barat Faridah Hannum Harahap, pada mata korban mengeluarkan darah hal tersebut dikarenakan pecahnya pembuluh darah pada mata disebabkan tekanan darah tinggi.
Selanjutnya pada tubuh/badan korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan penganiayaan dan bagian tubuh korban ada beberapa tertusuk duri salak dan sudah dicabut oleh keluarga korban pada saat di TKP.
Pihak keluarga korban pun menerangkan bahwasanya korban memiliki penyakit sesak nafas dan penyempitan jantung. Dan menjelaskan pekerjaan warga Tandihat ini yang sehari-harinya menjerat babi.(Saragi).