Labuhanbatu Selatan-Operasi Satlantas Polres Labusel dengan penindakan di setiap pagi hari, yang sudah berjalan 3 bulan lebih di Kota pinang Labusel, meresahkan warga. Hal ini diungkapkan korban bernama sahrial, Rabu (26/02/2025) yang sudah 2 kali terkena razia dalam sebulan ini, dan kini istri dan anaknya juga terkena razia di depan kantor PLN kota pinang
Menurutnya operasi disetiap pagi sekira pukul 07:00 Wib, di beberapa titik, mengaku bingung razia tanpa plank dan kadang mengejar, membuat warga serba salah. ketika dirinya pertama kali ditindak karena tidak pakai helm, dan diduga pakai surat tilang tahun 2020, kemudian disuruh mengirim sejumlah uang fia transfer ke rekening BRI
“Kedua kali saya di tangkap di simpang kala pane, karena tidak punya kaca spion sebelah. Motor saya dibawa ke unit lantas kota pinang depan polsek, disana saya diminta uang tebus dan katanya mereka yang akan menyetorkan nantinya,” ungkap Sahrial terkait imbas operasi tanpa plank, dan sprint nya juga diduga tidak jelas
Pantauan wartawan media ini, sejumlah pengendara ditindak dan beberapa sepeda motor ditahan dibawa ke unit lantas kota pinang. Para pengendara terdiri dari pelajar dan pedagang asongan yang berbelanja di pajak Kota Pinang
Terpantau juga operasi yang dilakukan Satlantas Polres Labusel tersebut dilakukan tanpa plank razia, dan tidak ada sosialisasi namun tindakan langsung ditilang.
Kasat Lantas Polres Labusel AKP Sumardi, sebelumnya sudah dikonfirmasi awak media ini, mengaku hal tersebut adalah operasi razia fajar.
“Razia fajar bang, kayak mana ngerti lah abang. Disini baru polresnya tidak ada kayak di labuhanbatu itu. Disana kan ada pengurusan sim dan lain lain, disini blom lengkap,” ungkapnya
Tidak sedikit pelajar batal berangkat kesekolah, dikarenakan sepeda motor yang dikendarai mereka ataupun orang tua mereka saat mengantarkan anaknya di tahan dalam operasi tanpa plank itu
Demikian pengakuan Antonius warga labuhan baru Kota pinang, Jumat (21/02/2025) anaknya gagal kesekolah karena harus mencari uang untuk tebusan tilang tersebut
“Gagal lah anak sekolah ini pak, awak gak ngantongi uang. Sementara kreta ditilang, STNK mati, bingung lah,” ucapnya
Ketua DPP LSM Berseru Rakyat Indonesia (Baris) meminta Propam Polda sumut menelusuri operasi tersebut, demikian surat tilang dan dendanya