Monumen Sing Sing So Untuk Mengenang Komponis S.Dis Sitompul dan Meluruskan Sejarahnya

1185
Sing Song
Tapanuli Utara- Sosok guru Siddik Sitompul yang dikenal dengan sebutan S Dis Sitompul. Walapun generasi saat ini tidak mengenal nama S Dis, setiap orang pastinya pernah mendengar lagu Sing Sing So, Molo Margitar, Na Sonang Do Hita Nadua dan banyak lagi.

Barangkali memang, lagu-lagu ciptaan S Dis jauh lebih terkenal dibandingkan namannya. Hal itu terjadi karena kita sebagai generasi penerus cenderung bersifat konsumtif, sehingga kita seringkali kebablasan, hingga melupakan sosok yang sangat berperan.

Kita bisa saja menegetahui lagu Na Sonang do Hita nadua, tapi masih banyak orang ragu kalau publik mengenal siapa pencipta lagu tersebut. Padahal, tanpa pencipta lagu itu, tidak akan pernah menyanyikan lagu Na Sonang Do Hita Na Dua. Inilah yang paling mendasar yang membuat Keluarga Besar Almarhum S.Dis merasa gelisah, ketika masyarakat sudah pelan-pelan melupakan sosok yang sangat berjasa.

Berangkat dari kegelisahan itu, walaupun bermodal semangat, Junita Sitompul Putri Bungsu S.Dis, membangun monumen Sing Sing So dan tetap konsisten menjaga Karya Karya S Dis Sitompul.

S Dis memang sangat melegenda. Jika saja Wage Rudolf Soepratman tidak menciptakan lagu Indonesia Raya, Mungkin saja lagu guru Siddik yang berjudul Oh Indonesiaku pasti bakal dikenang sebagai pencipta lagu Perjuangan Kemerdekaan Republik ini. Pada masa itu Presiden Soekarno membuat sayembara pembuatan lagu kebangsaan yang diikuti seniman-seniman dari seluruh Indonesia, Termasuk di dalamnya adalah S. Dis Sitompul (Guru Siddik Sitompul) yang ikut dalam lomba cipta lagu kebangsaan dengan judul lagunya Oh Indonesiaku. Kata Ita Sitompul saat diwawancarai media ini.

Lebih lanjut Ita Sitompul mengatakan kepada media, setelah dinyatakan Wage Rudolf Supratman yang memenangkan Lagu Indonesia Raya dengan musik kroncong, kemudian lagu itu diganti dengan tempo Mars oleh Soekarno, karena itulah ketentuan yang dicanangkan oleh PBB. Hingga banyak negara merubah lagu kebangsaannya menjadi tempo Mars dan Hymne.

Kemudian S. Dis Sitompul si pencipta lagu terkenal berjudul Luat Pahe, mengganti teks lagu Oh Indonesiaku menjadi O Tano Batak, yang sangat terkenal itu. Sampai-sampai waktu PRRI, O Tano Batak dianggap sebagai “lagu kebangsaan” orang Batak, kata Ita menjawab pertanyaan wartawan.

S Dis dikabarkan ikut dalam lomba cipta lagu itu dan juga dikatakan menduduki tempat kedua. S. Dis yang ikut dalam lomba cipta lagu kebangsaaan yang setidaknya dia setara kemampuannya dengan Wage Rudolf Supratman dan Wage Rudolf Soepratman mendapat peringkat pertama dengan Indonesia Rayanya.

Jadi dapat dikatakan, S. Dis Sitompul yang dari tanah Batak, sudah dapat disejajarkan dengan Wage Rudolf Soepratman, atau setidaknya setingkat di bawah W. R. Soepratman.

Guru Siddik Sitompul yang kerap disebut dengan S.Dis Sitompul adalah Komponis Legendaris yang dilahirkan di Pahae, tepatnya pada 10 Desember 1904. S.Dis memiliki 11 anak dari istrinya Louisa Hutabarat yang di gelar Ompu Rolan Boru, lahir di Tarutung 17 November 1906 dan wafat di Tarutung 13 Desember 2000.

S.Dis yang bekerja pada Bumi Putra 1912, juga mengabdikan dirinya menjadi pengkhotbah dan juga jadi seorang guru.

Itulah sepenggal kisah tentang almarhum S.Dis yang diceritakan Junita Sitompul, pada saat acara peletakan batu prasasti monumen Sing Sing So yang sudah ditandangani Bupati Tapanuli Utara Drs. Nikson Nababan. M.Si, pada hari Kamis (11/11/2021) di Sopo Rakyat Rumah Dinas Bupati Taput.

Junita Sitompul yang kerap disapa Ita Sitompul ini, menceritakan bagaimana lagu Sing Sing So tercipta saat ayahnya S.Dis membawa kerbau ke Hutabarat di Tarutung, yang pada akhirnya mempertemukan Ayahnya dengan Ibunya,” saat bapak dalam perjalanan ke Tarutung itu, bapak mendengar sayup sayup sing sing suara desiran angin selama perjalanan menuju Tarutung, dan bapak bertemu pertama sekali dengan mama, dari situlah lagu Sing Sing So tercipta,” kata Ita Sitompul saat di wawancara dengan awak media sumut.indeksnews.com, dilokasi area makam S.Dis yang terletak didusun II Jonggi Nahornop Desa Pangurdotan Sigompulon Kecamatan Pahae Julu Kabupaten Tapanuli Utara. Sabtu (12/11/2021).

Seperti lagu lagu lainnya, Ita juga menceritakan,” seperti lagu Butet, Itu tercipta pada tahun 1946, saat itu bapak masih di pengungsian, walau Indonesia sudah merdeka, tapi pada saat itu masih banyak pejuang yang belum keluar dari pengungsiannya,” ungkap Ita

lain lagi dengan lagu Aek Sarulla, itu tercipat atas kesukaan almarhum S.Dis memancing ikan, dan banyak lagi Karya karya S.Dis Sitompul tercipta berdasarkan pengalaman yang di alaminya cerita Ita, S Dis di penghujung hayatnya telah menciptakan lagu rohani yang berjudul ‘ Nunga Loja Au Oh Tuhan ‘, S.Dis yang wafat di Medan pada tanggal 14 Oktober 1974.

Menurut Junita Sitompul, Pendirian Monumen tersebut didirikan untuk mengenang Sosok S.Dis atas Karya-karya emasnya dan juga meluruskan sejarah atas karya karya lagu ciptaan S.Dis.

Diketahui selama ini banyak pihak pihak maupun penyanyi yang membawakan lagu S.Dis di klaim mereka sebagai ciptaannya, atau mencantumkan No Name (NN).

Berangkat dari kegelisahan, yang selama ini lagu karya ciptaan S.Dis sering di klaim oleh penyanyi yang membawakan lagu S.Dis. Keluarga Besar guru Siddik Sitompul membangun monumen Sing Sing So dan sebagai Deklarasi Resmi Atas Karya Karya Emas Ciptaan S.Dis Sitompul dan juga meluruskan sejarah

Ita Sitompul juga menjelaskan telah Mendeklarasikan Hak Cipta 20 Karya Emas Ciptaan S.Dis Sitompul pada acara live Streaming pada Bulan November 2020 lalu.

Ita Juga menghimbau kepada seluruh penyanyi atau pemusik yang melantunkan lagu S.Dis, agar menuliskan nama penciptanya.

“Selama ini saya tidak bisa berbuat apa apa terkait itu, sebab terlalu banyak pihak yang mengklaim lagu Sing Sing So, O Tano Batak dan Butet, mengaku ciptaan mereka, yang sebenarnya itu adalah karya ciptaan bapak saya guru Siddik Sitompul, saya mohon kepada yang mengklaim lagu S.Dis, saat ini, saya katakan itu semua ciptaan dari Komponis S.Dis Sitompul,” tegas Ita.

Ita juga berharap,” harapan kami Pemerintah mendirikan tugu Sing Sing So untuk menjadi objek wisata bersejarah di kawasan Danau Toba,” harapnya

Ita juga mengapresiasi Pemkab Taput yang telah menandatangani prasasti Monumen Sing Sing So yang berada di Sigompulon,” saya atas nama keluarga besar S.Dis Sitompul mengucapkan terimakasih kepada Bupati Tapanuli Utara Bapak Drs. Nikson Nababan. M.Si yang telah menandatangi prasasti dan meresmikan monumen Sing Sing So dan juga telah menyetujui mengabadikan Nama S.Dis Sitompul jadi nama jalan.” Ucapnya

Sebelum mengakhiri wawancara, ketika ditanya adakah keluarga yang mengikuti jejak S.Dis, Ita menjelaskan ia dulu pernah terjun di dunia entertainment pada tahun tujuh puluhan,” selain itu, ada juga Cristin Panjaitan yang mempopulerkan lagu katakan sejujurnya ciptaan dari Rinto Harahap adalah cucunya S.Dis Sitompul, Cristine Anak dari Putri ke empat S.Dis Nurmala Sitompul kakak kandung saya, yang menikah dengan Panjaitan,” pungkasnya

Selain menandatangi batu prasasti dan meresmikan monumen Sing Sing So, Pemkab Taput telah mengabadikan nama S.Dis Sitompul menjadi nama jalan di Kabupaten Tapanuli Utara.

Adapun 20 lagu karya Emas ciptaan Komponis S.Dis Sitompul, sebagai berikut, Sing Sing So, Molo Margitar, Manigati Lungun, Dung Ditonga Borngin, Sengko-sengko, Emeni Simbolon (ia au sai marsidangolon), O Doli, Leleng, Borhat Ma Dainang, Tu dia Ma Au La Au, Boasa ia Dung Botari, Anju Au, Hu Paima Do Ho, Sidua dua, Loja, Butet, Dung Sirang Pe Ho Sian Au. Aek Sarulla, Na Sonang Do Hita Nadua dan lagu O Tano Batak.

Kontributor: Henry Harianja

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini