spot_img
spot_img
spot_img

Dukun Cabul di Labuhanbatu Utara Ditangkap Usai Cabuli Bocah Laki-Laki

- Advertisement -

Seorang pria berprofesi sebagai dukun bernama Dimas Pujianto, di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Sumatera Utara (Sumut), ditangkap usai mencabuli bocah laki-laki.

Dimas yang berprofesi sebagai dukun itu melancarkan aksinya dengan mencari anak-anak yang bisa azan hingga salat.

Tersangka meminta bantuan pemilih rumah tempat dia tinggal, Kakek Mario, untuk mencari bocah-bocah dengan kriteria bisa azan dan salat. Bocah- bocah itu disebutnya perlu untuk memperlancar pengobatan.

“Jadi, dukun cabul ini kan di situ melakukan pengobatan herbal, ada bahasanya bahwasanya untuk penyempurnaan obat supaya lebih bagus diminta lah sama Kakek Mario dicoba lah dulu panggil bawa anak kecil yang masih suci yang bisa adzan dan salat di rumah ini biar lebih bagus nanti obatnya,” ujar Kasat Reskrim Polres Labuhanbatu AKP Teuku Rivanda Ikhsan, Rabu (5/2/2025), kemarin.

Kakek Mario yang tidak curiga dengan permintaan aneh tersangka itu pun mencari bocah-bocah yang ada di sekitar rumahnya. Kakek Mario mengajak korban RS (13) untuk tidur di rumahnya.

Tersangka saat itu sempat mengajak korban salat bersama demi untuk melancarkan aksinya.

“Memang si dukun ini salat bareng anak-anak mungkin memberi keyakinan yang punya rumah supaya sampai lah doa-doa itu,” ucap Kasat.

Kemudian, tersangka mencabuli korban. Namun korban memberikan perlawanan sehingga tersangka meminta Kakek Mario mencari anak yang lain.

Tersangka beralasan RS tidak pandai salat dan azan. Kakek Mario pun meminta anak tetangganya yang lain, yakni DAS untuk menginap di rumah tersebut

“Alasan si dukun cabul ini, sudah lah cari anak suci lain, lagian si RS ini nggak bisa azan, nggak bisa salat. Jadi, minta tolong ke Kakek Mario carikan anak lain itulah anak tetangga lagi inisial DAS,” jelasnya.

Orang tua korban awalnya tidak curiga karena Kakek Mario meminta secara baik-baik. Namun belakangan para orang tua mulai khawatir, dan mendatangi rumah tersangka.

“Pelaku sampai kelas 4 SD lalu putus sekolah. Dia nggak menikah juga katanya untuk penyempurnaan obat. Di tempat Kakek Mario ini masih dua minggu sampai akhirnya terjadi,” ujarnya.

Pada Jumat (31/1), Kakek Mario meminta abang dari korban RS untuk menyuruh RS menginap di rumahnya sesuai dengan permintaan pelaku. Tanpa curiga, RS pun datang ke rumah Kakek Mario yang hanya berjarak tiga rumah dari rumahnya.

Kemudian, sekira pukul 21.30 WIB, pelaku meminta korban untuk tidur jika sudah mengantuk. Setelah itu, korban pun masuk ke salah satu kamar di rumah itu dan tertidur dengan kondisi lampu menyala.

Selang beberapa waktu, korban tersadar dan melihat lampu kamar telah mati. Selain itu, pelaku juga merasa ada yang memeluknya dan meraba kemaluannya.

“Pelaku lalu menyuruh korban membuka celananya, tetapi korban hanya diam saja. Lalu, barulah korban tahu kalau orang tersebut adalah pelaku yang telah telanjang dada dan memakai sarung,” jelasnya.

Korban pun melawan. Namun, pelaku menarik korban sambil memainkan alat vitalnya sendiri. Usai menjalankan aksi bejatnya, pelaku meminta korban untuk tidak menceritakan hal itu ke orang lain. Setelah itu, pelaku juga memberikan uang sebesar Rp 50 ribu ke korban sebagai uang tutup mulut.

Lalu, pada pukul 00.00 WIB, korban pergi buang air kecil ke kamar mandi. Setelah itu, korban berniat untuk pulang ke rumahnya, namun ternyata rumah Kakek Mario itu dalam keadaan terkunci. Pada akhirnya, korban memutuskan untuk pulang pada pukul 06.00 WIB dengan alasan ingin berangkat ke sekolah.

Karena korban RS melakukan perlawanan, pelaku akhirnya meminta Kakek Mario untuk mencari anak laki-laki yang lain dengan modus yang sama untuk ‘penyempurnaan obat’. Pelaku berdalih bahwa pelaku RS tidak bisa adzan dan salat yang merupakan syarat untuk ‘penyempurnaan obat’ itu.

Lalu, Kakek Mario pun mencari anak laki-laki lainnya dan menemukan korban DAS. Selang beberapa waktu, korban DAS ini pun menginap di rumah Kakek Mario bersama dengan pelaku, pada Sabtu (2/1) malam.

Pada saat itu, pelaku kembali melakukan aksi serupa sebanyak dua kali kepada korban. Setelah itu, pelaku juga memberikan uang tutup mulut sebesar Rp 40 ribu.

Rivanda menyebut aksi pelaku itu terungkap usai orang tua DAS diingatkan oleh warga yang khawatir korban akan dijadikan tumbal. Setelah itu, orang tua DAS pun mendatangi rumah pelaku dan menemukan celana korban dalam keadaan terbalik.

Merasa curiga, orang tua korban menginterogasi korban hingga pada akhirnya korban mengaku bahwa dirinya telah dicabuli pelaku.

“Saat itu, korban pun menjelaskan semua perbuatan cabul tersebut kepada keluarganya,” ujarnya.

Dukun Cabul Ini Tergabung di Group Gay

Terungkap saat polisi memeriksa sang dukun, Dimas Pujianto. Pelaku mengaku tergabung di grup messenger gay atau laki-laki pecinta sejenis.

“Keterangan pelaku, dia ada masuk grup messenger kayak gay gitu,” kata Kasat Reskrim Polres Labuhanbatu AKP Teuku Rivanda Ikhsan, Rabu (5/2/2025).

Rivanda menyebut dari hasil pemeriksaan ponsel pelaku, ditemukan beberapa konten porno. Selain itu, ada juga foto-foto bocah laki-laki di hp tersebut.

“Sejauh ini di BAP, pelaku tak ada mengaku ya (korban). Cuman kita temukan dalam hp pelaku itu banyak sekali, lumayan ya, foto-foto anak kecil, tapi laki laki. Ada yang blue film, ada yang gambar saja, nggak ada perempuan dan laki-laki semua, nggak ada dewasa, anak kecil semua,” ujarnya.

“Iya dari situ (grup) video-video dikirim user lain, dia (pelaku) download, makanya ada tertinggal di hp dia, kalau pengakuannya dia ya,” jelas Rivanda.

spot_img
Advetorial
- Advertisement -
spot_img
Related News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini