Anak Perempuan Warga Tapteng Yang Hilang Ditemukan di Jambi

1034
Anak
Pemuda Batak Bersatu Saat Menyerahkan OMF ke pihak Keluarga di Sekretariat PAC PBB Pandan
Tapteng – Seorang anak perempuan berinisial OFM, warga Saurmanggita, Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) yang dikabarkan hilang pada Kamis (09/09) lalu telah berhasil ditemukan di Jambi.

Hal itu berkat kerja keras dan upaya yang dilakukan oleh anggota Pemuda Batak Bersatu (PBB), Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), yakni Ketua PAC PBB Pandan, Hutagalung, Ketua PAC Badiri, Sitorus dan Ketua PAC Sarudik, P. Hutauruk serta beberapa anggota dari DPC PBB Sibolga yang juga ikut terlibat dalam pencarian anak tersebut.

Yang berangkat langsung dalam pencarian dan penjemputan anak tersebut (korban) yakni, Pembina PAC PBB Pandan, Aseng Tobing, Satgas PAC PBB Pandan, Butarbutar dan Ketua PAC PBB Sarudik, P. Hutauruk berkoordinasi dengan pihak DPD PBB Jambi, DPC PBB Muara Bungo serta bekerjasama dengan dan pihak Kepolisian Sungai Rumbai, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat.

Korban kemudian langsung diserahkan ke pihak keluarga di Sekretariat PAC PBB Kecamatan Pandan, jalan Sutan Singengu Paruhuman (Namira), Selasa (21/09).

Ketua Pembina, PAC PBB Pandan, Aseng saat menyerahkan OMF ke pihak keluarganya, menceritakan kronologis upaya pencarian hingga OMF berhasil ditemukan.

Semula mereka mendapatkan laporan dari keluarga korban yang juga merupakan anggota Pemuda Batak Bersatu di PAC Pandan.

“Berangkat kami dari Pandan hari Jum’at Sore (10/09), sampai kami disana hari Sabtu (11/09) sekira jam 6 sore. Sampai lah kami di Sungai Rumbai, kemudian kami temui AH, yang merupakan kakak kandung si pelaku. Pelaku ini merupakan istri kedua dari ayah Korban (Ibu sambung korban),” terang Aseng.

“Selanjutnya, pada Minggu (12/09) sekira jam 4 sore, kami langsung ke TKP dibawa oleh AH. Dibawa lah kami ke rumah orang tua dari pelaku, yang berangkat waktu itu ayah korban karena dia yang kenal anaknya, dan di videokan ayah korban lah bahwa si anak berada di salah satu perkebunan sawit, di situlah si korban dengan orang tua si pelaku,” sambungnya.

Namun saat itu Abang pelaku mengatakan, jangan coba-coba turun ke lokasi, yang penting dapat lokasi intinya.

Kemudian sekira jam 11 malam, mereka berangkat ke lokasi yang dimaksud bersama dengan pihak Kepolisian Sungai Rumbai, Kepling dan Kepala Suku setempat. Akan tetapi setibanya di lokasi tersebut, mereka tidak menemukan korban, hanya nenek dan kakek korban (orang tua si pelaku).

“Kemudian kami mencari korban disekitar lokasi, bahkan ke rumah-rumah saudara pelaku, tetap tidak kami temukan. Sewaktu kami menanyakan ke orang tua si pelaku, mereka berdalih bahwa korban tidak ada datang sehari itu ke rumah mereka,” ungkapnya.

“Tapi pada malam Minggu nya, kami dapat informasi, jam 10 malam si korban datang ke tempat orang tua si pelaku, disitulah korban dibawa ke tengah hutan. Mulai malam Minggu itu korban di bawa kedalam hutan, perjalanan 5 jam ke dalam hutan,” bebernya.

Meski begitu, kata Aseng, pihaknya kemudian mencoba menelusuri melalui aplikasi Kepolisian Sungai Rumbai.

“Dihubungi langsung ke Mabes Polri, di share lah kemudian lokasi ini melalui handphone si pelaku, selanjutnya kami pergi ke suatu tempat bernama Simatiung 5, jaraknya sangat jauh ke pedalaman, mutar-mutar lah kami di tempat itu, bahkan kita mau masuk jurang juga saat itu bersama dengan pihak Kepolisian, toh gak dapat kami temukan si korban,” jelasnya.

Aseng mengaku, pihaknya sempat merasa putus asa, namun apabila mereka pulang tanpa membuahkan hasil, tentu sebagai anggota Pemuda Batak Bersatu, mereka akan merasa kecil hati.

Berkat doa dan upaya yang terus dilakukan, hingga akhirnya korban pun ditemukan sendirian didalam hutan.

“Jadi semua ini tak luput dari do’a dan upaya-upaya kita semua. Kami juga sangat berterima kasih kepada DPD PBB yang ada di Jambi yang telah ikut membantu kami dalam hal ini,” tutur Aseng.

Ayah korban, Aminuddin Mendrofa, saat diwawancarai menerangkan, bahwa hal ini dia beritahukan ke pihak PBB pada hari Rabu (08/09), ia mengatakan anaknya telah pergi dari rumah sekira jam 9 pagi.

“Saya mengetahui anak saya hilang, setelah saya dengar dari temannya anak saya bermain. Dikatakan anak saya (abangnya korban) jumpa sama temannya korban bermain, si korban tadi kami dengar menelpon kepada seseorang, hingga dia naik mobil dari sini menuju ke Sibolga,” kata Aminuddin menceritakan kronologisnya.

Dirinya kemudian mencari dan menemui supir tersebut serta menanyakan apakah supir itu yang membawa anaknya.

“Jadi saya tanya supir itu, ada tadi Lae bawa anak saya, si supir menjawab ada dan telah diantarkan ke loket Sipirok Nauli, saat dia di mobil ada seseorang yang menelpon dia, mengaku sebagai ibunya (istri ke dua saya itu),” ungkap Aminuddin.

“Kemudian saya pergi ke loket Sipirok Nauli menanyakan, pihak loket juga ternyata membenarkan dan mengatakan bahwasanya anak saya telah dibawa ke Sungai Rumbai dan yang menelpon mengaku ibunya,” lanjutnya.

Usai itu, Aminuddin menelpon istri keduanya (si pelaku), tapi tidak mau mengangkat.

“Setelah beberapa hari kemudian dia menelpon saya, disitu saya nanya sudah sampaikah si OMF ke situ ? Namun dia tidak mau mengaku,” ungkap Aminuddin.

Tak sampai disitu, kata Aminuddin, pembina PAC PBB Pandan (Aseng) kemudian menelpon mandornya CV. Sipirok Nauli Sibolga.

“Diakuinya disitu bahwa betul-betul si pelaku adalah orang yang menelpon supir tersebut agar membawa anak saya ke Sungai Rumbai dan dia lah yang menjemput anak saya di simpang lampu merah Sungai Rumbai,” beber Aminuddin.

“Seperti nya si pelaku ini bertujuan atau punya maksud tertentu, karena dia pernah mengatakan sama saya, kalau kamu tidak percaya bahwasanya anak mu ada di sini, siapkanlah uang untuk memastikan, pertama dia bilang Rp 5 juta. Beberapa hari lagi di telpon nya lagi saya, hingga dia bilang udah berapa kali ku bilang sama mu, kalau gak percaya kau, pastikan datang kau ke sini, bawa uang dari Rp 10 juta hingga Rp 25 juta. Itupun kau harus siap-siap, kau bisa mati di sini,” tambahnya.

Selanjutnya, pada hari Jum’at, (10/09) mereka berangkat dan menelusuri keberadaan anaknya (si korban) sampai berhasil diketemukan.

“Saya sangat berterimakasih kepada PBB dan seluruh jajarannya, baik itu DPC di Muara Bungo Jambi, se Indonesia maupun seluruh PBB sedunia. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya,” tuturnya. (Syaiful)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini