Labuhanbatu-Bupati Labuhanbatu Erik Adtrada Ritonga (EAR) resmi ditetapkan sebagai tersangka dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa, di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Labuhanbatu, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) satu hari setelah terjaring operasi senyap
Menurut Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron, Penetapan Bupati jadi tersangka, merupakan buntut dari operasi tangkap tangan (OTT) di Labuhanbatu, Kamis, 11 Januari 2024. Usai terjaring operasi senyap lembaga antirasuah, Erik Adtrada beserta sejumlah pihak yang diamankan dibawa ke Gedung Merah Putih KPK pada Jumat (12/01/2024) pagi.
“Setibanya di kantor KPK, mereka pun dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Setelah itu, ke empat orang itu kita bawa dari ruangan pemeriksaan dengan mengenakan rompi oranye khas tahanan KPK. Bupati Labuhanbatu dan ke 3 lainnya digiring petugas menuju ruang konferensi pers sekitar pukul 17:38 Wib, sebagai tersangka,” ungkap Wakil Ketua KPK
Menurutnya laporan terkait dugaan tindak pidana korupsi ke KPK ditindaklanjuti dengan verifikasi dan pengumpulan bahan keterangan, sehingga naik ke tahap Penyelidikan serta dengan kecukupan alat bukti, berlanjut pada tahap Penyidikan dengan menetapkan dan mengumumkan tersangka EAR (Erik Adtrada Ritonga) Bupati Labuhanbatu
“KPK Juga Amankan Kepala Dinas hingga Anggota DPRD Selain EAR, KPK juga menetapkan sebagai tersangka Rudi Syahputra Ritonga (RSR) selaku anggota DPRD, Efendi Sahputra (ES) dan Fajar Syahputra (FS) selaku pihak swasta,” lanjut Nurul Ghufron
Mereka akan dilakukan penahanan selama 20 hari ke depan, terhitung dari 12-31 Januari 2024. Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri menyebutkan jumlah orang yang diamankan dalam operasi senyap di Labuhanbatu lebih dari 10 orang.
“Sejauh ini yang diamankan lebih dari 10 orang,” kata Ali saat dikonfirmasi. Ali tidak merincikan secara detail perihal identitas dari para pihak yang diamankan tersebut. Ia hanya menyebutkan dalam operasi senyap tersebut pihaknya mengamankan, Erik Adtrada Ritonga.
